This Rainy Town

Ada alasan mengapa saya membenci kota hujan ini.
Kemacetan. Over-populated angkot. Asap rokok. Hujan badai.

Kesepian.
Pengkhianatan. Sakit hati.
Rindu yang tak terungkap.
Sendu yang mendera.
Drama tanpa akhir.

Bogor adalah tempat yang paling tidak ingin saya kunjungi.
Karena di sini kepenatan bercampur dengan sentimental dan terpendam di dasar, menumpuk tanpa ada pelepasan.

Bogor adalah antiklimaks dari kota tercinta, Jogjakarta.
Ketika semua tersusun rapi versus semua tergeletak berantakan
Ketika nuansa Jawa klasik melawan budaya urban Sunda
Ketika hangatnya keluarga disandingkan dengan kesendirian di kota orang

Tiga tahun sudah sejak pertama kali menginjak kota Bogor, dinginnya masih menusuk.
Apalagi untuk seseorang yang sangat benci kesepian namun tidak suka keramaian seperti saya.

Namun semua rasa pun tidak akan pernah murni.
Di balik suka, pasti ada benci.
Di balik benci, pasti ada sedikit suka.

Teori atom. Positif dan negatif.

Maka yang membuat saya menyukai kota hujan ini adalah
semua 'keluarga' dan teman-teman di Bogor yang telah saya kenal selama ini.
nuansa jalannya kala malam
pohon beringin besar di pinggir jalan
dan pengalaman-pengalaman yang telah menempa diri menjadi orang yang lebih baik

Terima kasih semuanya.

Comments

Post a Comment