Linking Awareness? Apa sih itu?
Banyak orang yang tidak tahu mengenai hal ini, saya termasuk salah satunya. Saya mendengar tentang Linking Awareness (LA) pertama kali dari drh. Nia ketika saya sedang magang di Ujung Kulon bersama teman saya Frizky. Dari beliau, saya mendapat info bahwa drh. Marcell menjadi fasilitator acara ini daaaannn... dengan modal nekat dan agak tidak tahu malu, saya minta ikut.
Well, turns out, it was amazing.
Linking Awareness adalah suatu kegiatan yang digagas oleh Loesje Jacob, seorang praktisi ahli Body Talk dari Kanada untuk belajar berkomunikasi dengan cara non verbal ke hewan, alam sekitar, anak-anak dan manusia dewasa non verbal (tidak bisa berbicara), bahkan komunikasi dengan tubuh kita dan aspek-aspek di dalamnya. :D
Pada prinsipnya, Linking Awareness (LA) dan Body Talk Access For Animal (BTAA) ini mengajarkan kita untuk berkomunikasi dengan hati (heart) dan menyelaraskan pikiran (mind) agar keseimbangan energi dalam tubuh kita, dalam hal ini diwakilkan dengan istilah 'chakra', dapat bekerja seimbang dan dialirkan kepada obyek komunikasi kita. Nantinya obyek komunikasi tersebut juga akan mengalirkan energi kepada kita sehingga terbentuklah suatu koneksi untuk berkomunikasi.
Logikanya, kalian pasti pernah kan berkomunikasi dengan hewan peliharaan kalian baik secara verbal maupun non verbal dan kalian pasti bisa mengerti (walau sedikit) apa perasaan mereka melalui gerakan tubuh, suara, empati, atau apapun itu? Padahal bahasa hewan dan manusia kan berbeda? Atau coba lihat seorang ibu yang bisa mengerti apa kemauan bayinya, padahal kan bayi belum bisa berbicara?
Nah itu lah kira-kira yang namanya berkomunikasi dengan hati. Mungkin di kedokteran hewan, ilmu ini dimasukkan dalam pelajaran "ilmu tilik hewan" atau ilmu yang mempelajari perilaku hewan.
Pada dasarnya, komunikasi itu bisa dilakukan melalui berbagai media, yaitu penglihatan (Clairvoyance), pendengaran (Clairaudience), bau, rasa, dan sentuhan (Clairsentience), serta perasaan atau empati (Clair cognizanse). Dalam kegiatan LA ini, kita akan diajarkan bagaimana mengoptimalkan indera kita yang paling peka untuk berkomunikasi secara non verbal serta bagaimana melatih indera lain yang kurang peka untuk berkomunikasi. Seringkali pikiran kita dibatasi oleh logika ataupun hal-hal lain yang membatasi imajinasi dan daya pikir kita, sehingga pesan yang kita terima tidak tersampaikan dengan baik. Di dalam kegiatan ini, kita juga belajar bagaimana menghilangkan 'filter' yang membatasi ruang otak dalam menerima pesan. Pesan yang kita terima bisa bermacam-macam, bahkan terkadang agak tidak masuk akal, sehingga bagian otak yang bernama Amygdala (iya, si otak kadal ini) pasti akan membantah dengan mengatakan "ah itu tidak mungkin, seharusnya kan begini." Apabila filter telah berhasil kita singkirkan, tentunya informasi yang bisa kita terima dari hewan maupun sentient being lainnya akan lebih banyak dan beragam.
Sesi komunikasi dengan Yeti, sang bayi gajah tanpa Ibu |
LA juga merupakan modifikasi Body Talk yang lebih difokuskan untuk berkomunikasi dengan hewan, termasuk dalam hal penyembuhan (healing). Yeap, you hear me right! Logikanya, setiap hewan (bahkan manusia) pasti tahu ketika ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya. Utamanya hewan liar, pada saat mereka sakit mereka tentunya tidak akan mencari dokter hewan dan berkonsultasi untuk menyembuhkan penyakitnya. Hewan liar hidup dan mengobati dirinya sendiri dengan berbagai unsur tanaman di alam liar, misalnya ketika gajah cacingan mereka akan memakan dedaunan yang (ternyata) terbukti memiliki zat anthelmintik. Dengan LA, kita dapat membantu hewan untuk menyeimbangkan koneksi antara unsur-unsur tubuhnya, seperti koneksi antar sel otak, hidrasi tubuh, bahkan saat berkomunikasi dengan hewan, mereka bisa memberitahu kita bagian tubuh mana yang merasa sakit dan apa yang mereka butuhkan untuk membantu mereka menyembuhkan diri. Tidak hanya itu, bahkan hewan dapat membantu manusia (terutama) pemiliknya untuk menyembuhkan diri.
Hal ini dibuktikan pada saat seekor gajah yang mendatangi Loesje karena ia merasa mahoutnya sedang tidak enak badan. Pada saat sang mahout ditanyai, ia pun mengakui bahwa memang akhir-akhir ini ia tidak merasa fit dan sering mengalami sakit kepala. Akhirnya dengan dibantu Loesje dan sang gajah, diadakanlah sesi untuk membantu menghilangkan ketegangan (tense) yang dialami mahout dan menghilangkan sakit kepalanya.
Oh iya, umumnya sesi seperti ini mengggunakan teknik sederhana yang disebut "tapping" di mana praktisi akan mengetuk pelan (tap) kepala kliennya untuk mengaktivasi kerja otak dan melepas ketegangan tubuh serta pikiran, kemudian praktisi akan mengetuk pelan juga di bagian dada klien, tepatnya di bagian jantung, untuk aktivasi aliran darah dan agar semua proses tersebut diingat oleh hati (heart). Yang saya suka dari teknik tapping ini adalah motto "waking up the brain, so the heart remember" yang memang dilakukan pada teknik ini. Untuk yang sering lupa, jangan lupa tapping bagian hatimu karena memang untuk mengingat tidak hanya diperlukan kerja otak, melainkan diperlukan pula sinergisme antara kerja otak dan hati/jantung. :)
This is Dr Lee while tapping |
Saya mengikuti kelas Linking Awareness ini di Way Kambas, Lampung, pada Februari 2014 lalu. Sebenarnya kegiatan ini dilanjutkan di Tanjung Puting untuk sesi dengan orangutan dan di Malang untuk sesi Body Talk dengan anak-anak panti asuhan dan para korban meletusnya Gunung Semeru. Dari apa yang saya dengar, kedua kegiatan ini tidak kalah menariknya dengan kegiatan di Way Kambas. Bahkan pada saat di Tanjung Puting, Loesje dkk. didatangi oleh sekelompok orangutan, lengkap dengan alpha male yang memimpinnya, hanya untuk menyambut kedatangan mereka. Such an amazing experience! Satu lagi yang saya senang dari kelas ini: learn how to speak up. Di sini, suara saya yang sangat pelan entah mengapa menjadi jelas dan cukup lantang untuk bisa didengar oleh semua orang di padang rumput. Di sini, saya tidak perlu merasa takut dihakimi oleh pendapat-pendapat yang meremehkan saya dan teman saya yang baru belajar. Di sini tidak ada salah atau benar, they welcome us very well. Saya tidak perlu takut atau risih diejek 'dukun' seperti yang dilakukan oleh pacar saya (yang bangke lol) -_-. But well, not everyone understands what we're doing right? That's why I love these guys, this community is a bunch of people free from judging.
Dan untuk tahun 2015, Loesje akan membuka kelas pelatihan lagi. Masih di tempat yang sama, yaitu di Sumatran Satwa Elephant Ecolodge di Way Kambas, kali ini Loesje dkk akan mengajarkan mengenai teknik "Cortices", "SB-Junction", "Hydration", "Body Chemistry" dan "Reciprocal" yang tentunya sangat berguna bagi orang-orang yang sering berinteraksi dengan hewan, terutama kita yang nantinya berprofesi sebagai dokter hewan.
Ya mungkin akan ada beberapa orang yang tidak paham yang akan menghakimi kalian, bahkan menuduh kalian dukun yang pakai ilmu sesat untuk mengobati hewan, tapi percaya deh, ini semua masuk ke logika dan ada ilmu sains di dalamnya. Buat saya, peduli amat sama mereka yang meragukan kita. Toh buktinya lebih banyak yang kagum dengan kegiatan ini dan bahkan bertanya-tanya pada saya mengenai Linking Awareness ini. Tidak hanya adik kelas yang secara tidak sengaja juga menyaksikan kegiatan ini di Way Kambas, namun juga teman-teman di kampus hingga beberapa dosen FKH pun mulai tertarik dengan kegiatan ini.
So what are you waiting for? Come and join us! :D
Further info, click Linking Awareness web
Comments
Post a Comment